NUNUKAN – Musibah amblasnya rumah warga di RT 1, Desa Bulan-Bulan, Kecamatan Lumbis, memicu keprihatinan sekaligus desakan agar pemerintah daerah tidak tinggal diam.
Anggota DPRD Nunukan, Donal, meminta Pemkab segera turun tangan menyelamatkan warga terdampak yang kini kehilangan tempat tinggal.
“Pemerintah harus hadir melalui dinas-dinas terkait. Jangan biarkan masyarakat terlunta-lunta tanpa kepastian bantuan,” tegas Donal, Kamis (3/7).
Ia menegaskan kondisi rumah yang sudah miring dan nyaris roboh sangat berbahaya jika dibiarkan lebih lama. Menurutnya, upaya perbaikan di lokasi lama bukan solusi.
“Rumah itu jelas tidak layak dihuni lagi. Harus dibongkar dan dipindahkan. Pemerintah wajib membantu pembangunan rumah baru agar keluarga korban bisa hidup layak dan aman,” katanya.
Donal mengingatkan, ancaman longsor susulan bisa membahayakan rumah-rumah lain yang berdiri tak jauh dari titik amblas.
“Jangan tunggu jatuh korban jiwa. Kalau tidak segera ditangani, pergerakan tanah ini bisa meluas ke rumah tetangga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Informasi BPBD Nunukan, Muhammad Basir, membenarkan pihaknya telah meninjau lokasi kejadian dan memberikan bantuan logistik darurat.
“Kami sudah turun ke lapangan mengecek kondisi tanah longsor itu. Saat ini kami sudah siapkan sembako untuk kebutuhan sehari-hari keluarga korban,” jelas Basir.
Namun untuk urusan relokasi dan pembangunan rumah baru, Basir menyebut BPBD hanya berwenang dalam penanganan awal. Proses selanjutnya harus dikoordinasikan dengan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Nunukan.
“Relokasi itu domainnya Kesra. Kami akan segera koordinasi supaya ada kejelasan langkah penanganan berikutnya,” tambahnya.
Diketahui, rumah milik Nono bersama istrinya dan bayi mereka yang baru berusia tiga bulan, tiba-tiba amblas akibat pergerakan tanah yang diduga dipicu tekanan air bawah tanah dari bekas aliran anak sungai yang tertutup timbunan.
Saat ini keluarga tersebut terpaksa mengungsi sementara di kantor desa. Mereka belum memiliki kemampuan membangun rumah pengganti, sementara risiko longsor tambahan terus mengancam.(*)