NUNUKAN – Pengerjaan sembilan jembatan darurat di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, terus dikebut hingga malam hari. Hingga Senin (16/6), progres pembangunan yang dikoordinasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan itu telah mencapai 90 persen.
Kepala BPBD Nunukan, Arief Budiman, menjelaskan bahwa sembilan jembatan tersebut dibangun dalam masa tanggap darurat bencana longsor yang melanda lima kecamatan di dataran tinggi Krayan. Masa tanggap darurat sendiri diperpanjang dan akan berakhir pada 19 Juni 2025.
“Pekerjaan jembatan sudah sekitar 90 persen. Mudah-mudahan bisa selesai dalam dua hingga tiga hari ini,” ujar Arief.
Ia merinci, total terdapat 6 jembatan yang direhabilitasi dan 3 jembatan yang dibangun baru, tersebar di empat kecamatan terdampak, yaitu:
Krayan Selatan: 2 jembatan rehabilitasi
Krayan Induk: 1 jembatan rehabilitasi dan 1 jembatan baru
Krayan Timur: 3 jembatan rehabilitasi dan 1 jembatan baru
Krayan Tengah: 1 jembatan baru
“Ini hasil kolaborasi antara BPBD Nunukan, unsur pemerintah kecamatan dan desa, serta partisipasi masyarakat. Semua bekerja siang malam untuk memastikan akses masyarakat kembali normal,” imbuhnya.
Jalan Rusak Provinsi Segera Diperbaiki
Selain pembangunan jembatan, BPBD juga menyoroti kondisi jalan yang rusak parah akibat bencana di wilayah Krayan. Jalan ini merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Menurut Arief, berdasarkan koordinasi dengan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kaltara, perbaikan jalan tersebut juga akan segera dilakukan. “Info dari Kalak BPBD provinsi, pengerjaan jalan akan dimulai dalam waktu dekat karena anggarannya sudah diajukan ke DPKAD Provinsi,” jelasnya.
Akses Krayan Dipulihkan Bertahap
Diketahui, hujan deras yang melanda kawasan perbatasan sejak akhir Mei 2025 menyebabkan longsor di beberapa titik, memutus akses jalan dan merusak sejumlah jembatan penghubung antarwilayah. Pemerintah Kabupaten Nunukan langsung menetapkan status tanggap darurat dan mengerahkan sumber daya untuk membangun kembali infrastruktur vital.
“Fokus utama kami adalah memulihkan mobilitas warga dan menjamin akses logistik, terutama menjelang berakhirnya masa tanggap darurat,” kata Arief.
Dengan selesainya pengerjaan jembatan dalam waktu dekat, warga Krayan diharapkan dapat kembali beraktivitas normal, termasuk dalam akses layanan kesehatan, pendidikan, dan distribusi kebutuhan pokok.(*)