Ekonomi Nunukan Tumbuh 3,55%, Tapi Kontraksi Musiman Jadi Alarm Waspada

NUNUKAN — Perekonomian Kabupaten Nunukan menunjukkan kinerja tahunan yang positif pada awal tahun ini. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I-2025 tercatat sebesar 3,55 persen secara tahunan (year-on-year). Namun, di balik capaian tersebut, terdapat catatan penting: ekonomi Nunukan justru mengalami kontraksi sebesar -3,27 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter) dibandingkan Triwulan IV-2024.

Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, menyampaikan dalam konferensi pers, Senin (16/6), bahwa kontraksi ini menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah agar lebih waspada terhadap pola fluktuasi musiman yang berulang setiap awal tahun.

“Secara tahunan kita tumbuh, ini bagus. Tapi kontraksi di Triwulan I ini perlu direspons cepat. Ada pola musiman yang mempengaruhi sektor-sektor utama kita,” kata Iskandar.

PDRB Nunukan Sumbang 27 Persen Ekonomi Kaltara

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nunukan pada Triwulan I-2025 tercatat mencapai Rp10,34 triliun (ADHB) dan Rp4,66 triliun (ADHK). Kontribusi Nunukan terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Utara sebesar 27,07 persen, mempertegas posisi strategis kabupaten perbatasan ini dalam perekonomian regional.

Kepala Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis) BPS Nunukan, Andi Dalfiah, menambahkan bahwa kontraksi triwulanan harus dicermati sebagai bagian dari siklus musiman yang berdampak langsung terhadap sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan lintas batas.

“Awal tahun biasanya terjadi penurunan aktivitas produksi dan distribusi. Kalau tidak diantisipasi, ini akan mempengaruhi kinerja fiskal dan perencanaan pembangunan,” ujarnya.

Empat Rekomendasi Strategis untuk Pemerintah Daerah

Guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak dari pola musiman, BPS Nunukan mengajukan empat rekomendasi strategis:

1. Hilirisasi Produk Pertanian dan Perikanan. Perlu pengembangan industri pengolahan lokal untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja.

2. Digitalisasi UMKM dan Perdagangan Perbatasan. Mendorong pelaku UMKM agar memanfaatkan teknologi digital guna memperluas akses pasar dan meningkatkan efisiensi usaha.

3. Peningkatan Infrastruktur Ekonomi. Mempercepat pembangunan jalan, pelabuhan kecil, dan infrastruktur logistik di wilayah pedalaman dan pesisir untuk memperlancar pergerakan barang dan jasa.

4. Pemanfaatan Data Statistik untuk Perencanaan. Mengintegrasikan data sektoral dalam setiap tahap perencanaan pembangunan daerah secara evidence-based agar kebijakan lebih tepat sasaran.

Menjaga Momentum, Hindari Ketergantungan

Iskandar menekankan bahwa Nunukan perlu mulai mengurangi ketergantungan terhadap sektor primer, yang selama ini rentan terhadap faktor cuaca, harga komoditas, dan tantangan distribusi.

“Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus dibarengi dengan struktur ekonomi yang kokoh dan tidak bergantung pada satu-dua sektor saja,” tutupnya.

Meski pertumbuhan ekonomi Nunukan terlihat positif secara tahunan, tantangan jangka pendek tetap nyata. Respons kebijakan yang tepat waktu dan berbasis data menjadi kunci agar Nunukan tak sekadar tumbuh, tapi juga tangguh dalam menghadapi gejolak ekonomi mendatang.(*)

 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan