Categories: Nunukan

Guru SDN 010 Sujau Mengajar dalam Keterbatasan: Rumah Dinas Rusak, Sekolah tak Layak, WC pun tak Ada

Published by
admin

NUNUKAN — Di tengah gencarnya pembangunan di berbagai pelosok Kaltara, nasib pendidikan di Desa Sujau, Kecamatan Sebuku, justru seperti luput dari perhatian.

Hal ini terjadi pada SDN 010 Sujau, satu-satunya sekolah dasar di desa tersebut, kini berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Bukan hanya bangunan sekolah yang butuh rehabilitasi, tapi juga rumah dinas guru yang sudah tidak layak huni.

Keprihatinannya ini disampaikan Kepala Sekolah SDN 010 Sujau, Kornelius saat pelaksanaan sosialisasi Perda Kabupaten Nunukan Nomor 3 Tahun 2023 yang digelar anggota DPRD Nunukan, Donal.

Dia menuturkan, rumah dinas guru yang dibangun pada tahun 2008 kini rusak parah dan tidak memiliki akses air bersih.

“Kami guru di sini tidak hanya mengajar, tapi juga berjuang bertahan. Rumah dinas rusak, tidak ada air, sekolah pun tidak punya WC,” ujar Kornslius dengan nada prihatin.

Dengan dukungan dari legislatif, masyarakat Desa Sujau kini menaruh harapan agar perubahan segera datang, sekolah yang aman, rumah dinas yang layak, dan lingkungan belajar yang sehat bagi generasi masa depan di perbatasan negeri.

Ia menyampaikan, jika pemerintah benar-benar ingin mencetak generasi cerdas dan berdaya saing di wilayah perbatasan, maka perhatian terhadap kebutuhan dasar pendidikan adalah langkah pertama yang tak bisa ditunda.

“Kami tidak meminta hal muluk-muluk. Kami hanya ingin anak-anak kami bisa sekolah dengan layak, dan guru-gurunya bisa tinggal dengan manusiawi,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Nunukan, Donal mengungkapkan kemirisannya terhadap pendidikan di perbatasan, khususnya di Desa Sujau, Sebuku.

Menurutnya, kondisi yang terjadi di SDN 010 Sujau adalah bentuk nyata dari ketimpangan pembangunan yang tidak boleh terus dibiarkan. Seperti rumah dinas guru yang baru satu unit dan tidak layak, sehingga semua guru disana berasal dari luar.

Donal pun berjanji akan menyuarakan aspirasi ini dalam forum-forum anggaran dan memastikan ada intervensi segera.

“Kami akan kawal ini di DPRD. Rumah dinas guru harus dibangun ulang, sekolah direhabilitasi, WC dan air bersih disediakan. Negara tidak boleh absen dari kampung-kampung yang jauh seperti Sujau,” tegasnya.

Dia menegaskan tak hanya rumah dinas guru, namun sekolah ini hanya memiliki tiga ruang kelas. Itupun semuanya sudah dalam kondisi kurang layak. Atap bocor, dinding mulai lapuk, dan fasilitas dasar seperti toilet sama sekali belum pernah dibangun.

“Anak-anak kami belajar dalam kondisi yang jauh dari ideal. Mereka bahkan harus menahan buang air karena tidak ada WC. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kesehatan dan martabat manusia,” bebernya.

Menurutnya, pemerintah daerah harus segera mengambil langkah konkret. “Kalau kita bicara soal peningkatan SDM, ya ini titik awalnya. Bagaimana mungkin pendidikan bisa maju jika bangunan sekolah nyaris roboh, guru tinggal di rumah yang tidak layak, dan air pun tidak ada? Ini jelas darurat,” terangnya.

Desa Sujau berada di wilayah perbatasan, jauh dari pusat pemerintahan. Namun semangat belajar dan mengabdi para guru serta siswa tak pernah padam. Warga desa berharap agar suara mereka tidak berhenti di atas kertas laporan, melainkan ditindaklanjuti dengan aksi nyata.(*)

admin

This website uses cookies.