NUNUKAN – Di tengah tekanan harga kebutuhan hidup, Kabupaten Nunukan menunjukkan dinamika inflasi yang menarik pada Mei 2025.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) tercatat 1,70 persen, naik dari 107,07 ke 108,89 pada Indeks Harga Konsumen (IHK).
Namun, secara bulanan (month-to-month/m-to-m), justru terjadi deflasi tipis sebesar 0,01 persen.
Situasi ini mengindikasikan bahwa meski harga secara umum naik dibandingkan tahun lalu, pada bulan Mei ini sebagian harga mengalami penurunan yang berhasil menahan laju inflasi.
“Pendorong utama inflasi tahunan datang dari kelompok makanan dan minuman yang disediakan restoran, yang mengalami lonjakan hingga 8,04 persen,” ujar Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, belum lama ini.
Lalu, disusul oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (4,57 persen) serta pendidikan (1,74 persen) juga menyumbang kenaikan.
Komoditas yang memicu inflasi antara lain nasi dengan lauk, emas perhiasan, ikan bandeng, cabai rawit, dan sewa rumah. Namun demikian, inflasi tak melaju tanpa perlawanan.
Sejumlah sektor justru mencatat deflasi, seperti rekreasi, olahraga, dan budaya -2,71 persen, Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -1,22 persen.
“Komoditas yang menyumbang penurunan harga cukup besar termasuk telepon seluler, tomat, tahu mentah, dan tempe,” ujarnya.
Menariknya, cabai rawit dan tomat justru tercatat dua kali sekali sebagai penyumbang inflasi, sekali sebagai penekan harga.
Ini menunjukkan adanya fluktuasi harga yang tajam antardaerah atau antarwaktu dalam bulan yang sama.
Inflasi tahun kalender (Januari–Mei 2025) pun mencapai 1,45 persen, menandai tren yang relatif moderat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari sisi kontribusi inflasi tahunan, kelompok restoran menyumbang paling besar (0,67 persen), diikuti makanan dan tembakau (0,46 persen), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,24 persen).
BPS menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap pergerakan harga pangan dan jasa, terutama menjelang semester dua 2025, saat permintaan biasanya meningkat.
“Kami imbau masyarakat dan pelaku usaha agar lebih awas terhadap dinamika harga dan menjaga pasokan bahan pokok tetap stabil,” tutupnya.(rin)
This website uses cookies.