NUNUKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan resmi menggelar Pelatihan Survei Industri Kecil dan Mikro (IMK) Tahunan di Hotel Laura, Senin (30/7/2025) pagi.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memastikan kualitas data statistik sektor industri kecil dan mikro yang akurat dan relevan sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan daerah.
Acara dibuka langsung oleh Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, yang didampingi Kepala Subbagian Umum, Mery Erlina Nainggolan, serta diikuti puluhan petugas survei yang akan turun langsung mengumpulkan data di lapangan.
Dalam sambutannya, Iskandar menegaskan survei ini bukan sekadar agenda rutin tahunan, melainkan wujud komitmen negara dalam memberikan perhatian serius pada pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
“Setiap data yang dikumpulkan adalah gambaran nyata perjuangan pelaku industri kecil di Nunukan. Dari data yang berkualitas inilah kebijakan yang adil dan tepat sasaran dapat lahir,” tegasnya.
Pelatihan intensif yang berlangsung satu hari penuh ini difokuskan pada penguatan kompetensi teknis petugas, mulai dari pengisian kuesioner, teknik wawancara mendalam, metode validasi data di lapangan, hingga pemahaman etika statistik. Iskandar mengingatkan bahwa keberhasilan survei sepenuhnya bergantung pada integritas dan profesionalisme petugas dalam menjalankan tugas.
“Kualitas survei bergantung pada kesiapan SDM. Karena itu, kami ingin memastikan semua petugas memahami metodologi secara menyeluruh dan mampu berinteraksi baik dengan responden,” tambahnya.
Survei IMK Tahunan akan memotret berbagai usaha kecil dan mikro di Kabupaten Nunukan yang memproduksi barang atau jasa industri dan menanggung risiko usaha sendiri. Hasilnya akan menjadi rujukan penting bagi pemerintah pusat dan daerah, mulai dari penghitungan kontribusi industri kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pemetaan potensi ekspor lokal, hingga perencanaan program pemberdayaan dan digitalisasi usaha.
Di akhir sambutan, Iskandar mengajak seluruh peserta menjadikan pelatihan ini sebagai bagian dari ikhtiar kolektif untuk memajukan industri kecil dan mikro Nunukan.
“Kita bukan hanya sedang menjalankan survei, tetapi sedang membangun pondasi masa depan ekonomi daerah yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing,” pungkasnya.
Pelaksanaan pelatihan ini sekaligus menegaskan komitmen BPS Nunukan untuk terus bertransformasi menjadi lembaga statistik yang adaptif, profesional, dan berpihak pada kepentingan publik, khususnya pelaku usaha kecil yang menjadi motor penggerak perekonomian perbatasan.(*)