NUNUKAN – Meski sudah bertahun-tahun rusak, namun kondisi jalan yang menghubungkan dua desa di Sembakung Atulai yakni Desa Tulang dan Desa Sabuluan, belum juga ada perbaikan.
Imbasnya, warga pun patung atau swadaya tenaga dan biaya sendiri untuk menimbun jalan penghubung yang rusak parah, Kamis (3/7).
Jalan tanah merah yang seharusnya menjadi akses utama warga dan ratusan pelajar menuju sekolah, setiap musim hujan berubah menjadi kubangan licin tak layak dilalui. Akibatnya, anak-anak harus bertaruh keselamatan demi bisa sekolah.
Hal inilah yang menjadi sorotan DPRD Nunukan, Donal S.Pd, dimana dirinya mengaku kembali mendapatkan keluhan warganya di dapil IV Nunukan.
Sebagai legislator dari Dapil IV Nunukan ini menegaskan kondisi tersebut tidak bisa lagi ditoleransi. Ia mendesak pemerintah daerah dan dinas teknis berhenti menutup mata dan segera turun tangan sebelum kerusakan makin parah dan hak anak-anak atas pendidikan terus dikorbankan.
“Ini bukan kejadian baru setahun dua tahun. Jalan itu sudah lama hancur. Dua desa mengandalkan jalur ini, termasuk sekolah yang berdiri di tengah-tengahnya. Kalau hujan, anak-anak tidak bisa sekolah. Pemerintah harus turun ke lapangan, jangan hanya duduk di kantor membuat wacana,” tegas Donal.
Menurutnya, semangat gotong royong warga patut dihormati. Tetapi membebankan infrastruktur dasar kepada masyarakat yang sudah terbebani ekonomi adalah bentuk pembiaran yang tidak bisa dibenarkan.
“Kehadiran kami di DPRD untuk menyuarakan rakyat yang merasa dipinggirkan. Pemerintah daerah jangan pura-pura tidak tahu. Segera respons keluhan warga dengan tindakan nyata, bukan sekadar rapat dan rencana yang tak kunjung jalan,” tandasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kepekaan pemerintah terhadap wilayah-wilayah terpencil yang selama ini luput dari pembangunan, padahal kontribusi mereka terhadap daerah tetap signifikan.
“Kami tidak ingin aspirasi masyarakat ini hanya berakhir sebagai bahan laporan seremonial. Kami minta dinas terkait segera cek lokasi, turun langsung, dan lakukan perbaikan permanen,” ujarnya dengan nada serius.
“Ini bukan soal politik. Ini soal masa depan generasi yang hak pendidikannya dirampas hanya karena infrastruktur jalan dibiarkan hancur bertahun-tahun. Jangan jadikan penderitaan masyarakat sebagai tontonan,” pungkas Donal.(*)