Setelah 22 Tahun Menanti, Air Bersih Akhirnya Mengalir di SMKN 1 Nunukan

NUNUKAN — Penantian panjang puluhan tahun akhirnya berakhir. SMK Negeri 1 Nunukan kini resmi dialiri air bersih PDAM setelah 22 tahun mengandalkan air hujan, sumur manual, dan kiriman tangki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Peresmian distribusi air bersih ini digelar Selasa (8/7) dalam suasana syukuran sederhana yang dihadiri Bupati Nunukan H. Irwan Sabri, SE, jajaran guru, serta ratusan siswa.

Bupati Irwan Sabri menyebut hadirnya air bersih bukan sekadar fasilitas, tetapi simbol keberpihakan pemerintah daerah dalam menjamin kualitas pendidikan yang sehat dan layak.

“Hari ini sungguh membahagiakan. Ini hasil kerja keras PDAM, Dinas PU, dan seluruh pihak yang tidak lelah berupaya mewujudkan distribusi air bersih ke sekolah ini. Terima kasih juga kepada para guru yang bersabar mendampingi proses panjang ini,” ujar Bupati di hadapan peserta acara.

Ia menegaskan air bersih akan menjadi fondasi pola hidup sehat bagi siswa dan tenaga pendidik. Selain untuk minum, air bersih juga sangat diperlukan untuk praktikum, kebersihan fasilitas, hingga kebutuhan ibadah.

“Dengan mengalirnya air PDAM, anak-anak belajar kebiasaan positif dan mengurangi risiko penyakit akibat air tercemar. Ini langsung berdampak pada kesehatan, kehadiran siswa, dan kualitas belajar mereka,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Bupati Irwan Sabri mengingatkan seluruh pihak untuk menjaga fasilitas ini dengan baik agar manfaatnya dirasakan berkelanjutan.

“Air adalah sumber kehidupan. Mari kita jaga dan gunakan dengan bijak. Semoga keberadaan air bersih ini semakin memudahkan aktivitas belajar dan membangun kebiasaan sehat di sekolah,” tegasnya.

Kasubag Transmisi dan Distribusi Perumda Tirta Taka Nunukan, Muh. Isa, mengungkapkan perjuangan panjang agar air bisa naik ke area perbukitan lokasi sekolah.

“Tantangannya berat. Lokasi SMK yang di bukit membuat air sulit naik. Setelah sambungan pipa dipasang, muncul kebocoran di instalasi pengolahan air (IPA) yang lama tak difungsikan,” jelas Isa.

Sedikitnya ada empat titik kebocoran yang membuat proses perbaikan memakan waktu. Bahkan, titik kebocoran itu berada di pekarangan rumah warga dan fasilitas lain sehingga memerlukan izin pembongkaran.

“Alhamdulillah, sekarang sudah mengalir. Ini hasil kerja keras teman-teman di lapangan yang sabar memperbaiki satu per satu,” ujarnya.

Kepala SMKN 1 Nunukan tak bisa menutupi keharuannya. Ia mengakui, selama ini sekolah harus menghadapi berbagai keterbatasan.

“Alhamdulillah, setelah lebih dari 20 tahun, hari ini jadi berkah luar biasa. Dulu anak-anak kami terpaksa buang air di rumah, guru-guru pulang hanya untuk wudhu. Sekarang tidak ada lagi drama itu,” ujarnya dengan nada emosional.

SMKN 1 Nunukan memang lama menjadi potret nyata kesenjangan akses air bersih di wilayah perbatasan. Musim kemarau membuat sumur kering, air hujan tak cukup, sementara distribusi air tangki juga tak selalu lancar. Kondisi itu kerap mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan memicu risiko kesehatan.

Acara syukuran ini menjadi momen penutup penantian panjang—22 tahun mimpi air bersih akhirnya terwujud di SMKN 1 Nunukan.(*)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan