NUNUKAN – Disaat hampir semua sekolah maupun pelajar di Indonesia dapat menikmati makanan bergizi gratis (MBG), tapi tidak dengan pelajar maupun sekolah yang ada di wilayah daratan tinggi, Krayan.
Padahal, program andalan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini juga sangat dibutuhkan bagi pelajar disana.
Salah satunya pelajar di SDN 001 Long Bawan, Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kaltara, yang terpaksa membuat surat kaleng untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Senin (10/3/2025).
Dalam surat yang dibacakan oleh siswi SDN 001 Long Bawan, Krayan, bernama Adei ini menjelaskan curahannya bersama teman-temannya yang juga ingin mendapatkan program MBG, sama dengan pelajar lainnya yang ada di perkotaan.
Hal itu dilihat saat ia membaca surat tersebut bersama dengan puluhan teman-temannya yang berbaris rapi di halaman sekolah.
“Selamat pagi bapak Presiden Prabowo Subianto dan bapak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,” begitulah kalimat pembuka yang dibacakan pada Senin (10/3/2025).
Selanjutnya, Adei pun memperkenalkan dirinya dan asal sekolahnya, kemudian menyampaikan isi suratnya.
“Bapak Presiden yang terhormat, kami mohon realisasi program makanan gratis untuk sekolah dasar segera diwujudkan,” ungkapnya.
Lanjut Adei membaca, program ini untuk memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup agar bisa belajar dengan baik dan tumbuh sehat.
“Kami berharap kebijakan ini dapat diterapkan demi masa depan generasi penerus bangsa. Terimakasih bapak Prabowo yang kami cintai,” terangnya sembari meneriakan kalimat ‘Semangat’ bersama rekan-rekannya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Ryan Antoni menyayangkan program MBG yang belum masuk di wilayah Krayan.
Namun begitu, dia sangat sadar bahwa wilayah Krayan ini sangatlah sulit untuk merealisasikan dan tidaklah sama dengan wilayah lainya di Indonesia.
“Kalau pun susah direalisasikan program ini, mungkin karena kondisi geografis, kemudian sebaran sekolah disana yang berjauhan, mungkin bisa diberikan opsi lainnya, misal dikonversikan saja dalam bentuk uang lalu diserahkan kepada orangtuanya masing-masing,” ungkapnya pada Selasa (11/3/2025).
Nantinya, kata dia, orangtuanya lah yang bertanggungjawab mengelola bantuan itu untuk difokuskan kepada makanan bergizi masing-masing anaknya. Misal, saat sarapan pagi diberikan, kemudian diberikan bekal makanan bergizi anaknya ke sekolah dan sebagainya.
“Karena, kalau kita mau ikuti ketetapan syaratnya, misal satu dapur itu kan kurang lebih 3 ribu anak. Maka, di Krayan nggak bakalan dapatkan program ini,” ungkapnya politisi dari dapil 4, khususnya Krayan.
Hal itu dikarenakan jarak antar satu sekolah satu dan sekolah lainya, kata dia, sangatlah berjauhan. Di perparah lagi, dengan kondisi jalan di Krayan yang sudah tidak layak.
“Kalau pun dipaksakan tiga ribu lebih pelajar baru dijadikan satu dapur, mungkin berapa kecamatan digabung baru cukup pelajarnya. Kemudian, jika di Long Bawan dijadikan dapur, untuk menjangkau sekolah lainnya, itu butuh 1-3 hari baru sampai. Keburu makanannya basi,” pungkasnya.
Namun begitu, Ryan menegaskan menyampaikan persoalan ini kepada pemerintah daerah maupun pusat. Sebab, anak-anak di Krayan juga merupakan bagian dari Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Salah satunya sektor pendidikan dalam hal ini program MBG.(*)