NUNUKAN – Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Nunukan kembali mendatangi kantor DPRD Nunukan pada Selasa (19/12)
Kedatangan mereka tak lain menuntut ULP PLN Nunukan untuk memberikan pelayanan listrik yang maksimal. Sebab, mereka menuding PLN ingkar janji pada aksi demo sebelumnya bahwa tidak ada pemadaman listrik lagi.
Koordinator Lapangan, Andi Baso mengatakan aksi yang dilakukan ini adalah bentuk kekecewaan dari masyarakat. Sebab, beberapa kali didemo namun pelayanan tak kunjung membaik.
“Kali ini, kami disini untuk menyampaikan kembali aspirasi kami terhadap pelayanan PLN. Perwakilan rakyat di DPRD, tolong lah dengarkan kami,” katanya.
Tak lama berorasi di depan gerbang DPRD Nunukan, anager PLN Nunukan dan beberapa anggota DPRD Nunukan pun akhirnya keluar ke depan gerbang DPRD Nunukan.
Mereka pun diminta untuk masuk ke dalam gedung DPRD untuk melakukan RDP. Namun para pendemo menolak dan bertahan di depan gerbang untuk menyampaikan tuntutannya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Nunukan, Welson mengatakan pelayanan listrik PLN saat ini, bisa dikatakan lebih baik dibandingkan dengan beberapa bulan terakhir, yang terus terjadi pemadaman.
“Tapi, mereka minta ada solusi jangka panjangnya. Karena, kalau dibiarkan akan terus terjadi. Saya kira ini salah satu kontrol pelayanan ya,” jelasnya.
Welson juga mengaku bahwa pemadaman listrik merupakan hal yang wajar terjadi. Tak hanya di Nunukan, namun beberapa kota kota lainnya juga pernah terjadi pemadaman listrilk.
“Jadi alasan mereka tidak mau masuk untuk RDP, karena mereka minta bupati harus hadir dan seluruh anggota DPRD juga ikut hadir,” bebernya
Terpisah, Manager PLN Nunukan, Ferry mengatakan untuk 29 Agustus hingga 12 Oktober lalu, memang kondisi listrik Nunukan sedang defisit.
“Makanya, kita melakukan pemadaman listrik terhadap pelanggan umum karena adanya gangguan pada PLTD Sei Bilal dan juga tekanan gas di PLTMG Sebaung yang tidak stabil,” tuturnya.
Sejauh ini, kata dia, PLN Nunukan sudah menyiapkan penanganan jangka pendeknya. Yakni dengan penambahan 2 pembangkit 2 MW dan juga akselerasi perbaikan mesin pembangkit eksisting sebesar 1 MW di PLTD Sei Bilal untuk memperkuat daya pasok di Sistem Nunukan.
Dimana, neraca daya dengan estimasi daya mampu 17,6 MW, sedangkan untuk beban puncaknya di kisaran 12,2 MW. Sehingga, masih bisa memiliki surplus cadangan energi listrik sebesar 1 hingga 2 MW.
“Kita ada surplus listrik. Artinya, tidak defisit lagi,” sebutnya.
Belum lagi dengan satu unit mesin di PLTMG Sebaung yang saat ini sedang perbaikan. Sehingga, ketika selesai makanya kelistrikan di Nunukan memiliki daya 18 MW dan bisa surplus 3 MW.(adv)