NUNUKAN – Upaya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltara bersama Komisi IX DPR RI untuk menekan angka stunting yang terjadi di Nunukan hingga kini terus dilakukan.
Hal itu dilihat dari sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Gedung Akbar Ali, Jalan Fatahillah, Kelurahan Nunukan Tengah pada Sabtu (12/8).
Dalam kegiatan ini, Anggota Komisi IX DPR RI, H Alifudin SE MM menyoroti pernikahan dini yang masih terjadi di masyarakat.
“Akibatnya, anaknya terlahir stunting. Karena, pernikahan dini ini salah satu faktor anak stunting. Misal, anak SMP sudah menikah, padahal kalau belum cukup umur, organ reproduksi belum siap. Ditambah lagi belum siap jadi orangtua, dampaknya ke anak,” katanya.
Untuk itu, dia berharap peran orangtua lebih aktif agar bersama-sama melakukan pencegahan dini. “Begitu juga pasangan suami istri, harus saling menjaga. Jangan sampai ibu hamil jadi stres. Makanya peran suami juga harus aktif memberikan asupan gizi,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltimtara, Dr. Sunarto mengatakan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Karena ini, bisa mencegah angka stunting yang kemungkinan akan terjadi,” bebernya.
Jika melihat usia matang pernikahan, kata dia, rata rata diusia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun laki-laki. Sebab, pendewasaan usia untuk menikah menjadi langkah BKKBN untuk mencegah stunting.
“Karena pernikahan dini dan stunting itu saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Sehingga pernikahan itu harus direncanakan,”terangnya.
Untuk memperkuat antisipasi pernikahan dini yang menyebabkan terjadinya stunting, BKKBN juga menggandeng Kementerian Agama untuk memberikan pembekalan calon pengganti. Termasuk pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah. Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk memastikan calon pengantin sehat.
“Memastikan calon pengantin perempuan tidak anemia. Kalau anemia, masih bisa diintervensi dengan tablet tambah darah. Karena ibu hamil yang anemia berpotensi melahirkan anak stunting. Makanya skrining kesehatan sebelum menikah itu perlu,”lanjutnya.
Selain Anggota Komisi IX DPR RI bersama Kepala Perwakilan BKKBN Kaltimtara, kegiatan ini juga diisi narasumber dari Tokoh Masyarakat & Tokoh Agama selaku tuan rumah yakni M. Nasir, S.Pi., MM. dan Burhanuddin.(*)