NUNUKAN, borderterkini.com – Kondisi pendidikan dasar di Kabupaten Nunukan kembali menjadi sorotan. SDN 004 Nunukan kini memasuki fase darurat akibat kelebihan jumlah siswa (overload) yang tidak didukung fasilitas ruang belajar memadai.
Sekolah yang berada di kawasan padat penduduk Pangkalan, Nunukan Timur itu terpaksa menjalankan sistem belajar dua shift karena kekurangan Ruang Kelas Belajar (RKB).
Fakta memprihatinkan ini terungkap saat Sekretaris Komisi I DPRD Nunukan, Muhammad Mansur, melakukan kunjungan kerja ke sekolah tersebut pada Selasa (28/10).
Mansur yang didampingi perwakilan dari Disdik Nunukan, mengungkapkan bahwa kondisi proses belajar di SDN 004 Nunukan sudah tidak ideal lagi.
Dari total total 651 siswa, sekolah itu hanya memiliki 24 ruang kelas, yang dibagi untuk enam tingkatan.
Ketidakseimbangan antara jumlah siswa dan kapasitas ruang belajar membuat sebagian murid terpaksa bersekolah pada siang hari.
“Saat ini siswa SDN 004 overload. Karena kekurangan ruang kelas, mereka dibagi dua shift yakni kelas I, IV, V, dan VI masuk pagi, sementara kelas II dan III harus sekolah siang. Ini jelas mengganggu konsentrasi belajar anak-anak,” tegas Mansur.
Pembagian waktu belajar tersebut dinilai tidak kondusif, terutama bagi siswa yang dijadwalkan belajar siang. Selain mempengaruhi fokus dan efektivitas pembelajaran, kondisi ini juga berdampak pada psikologis siswa.
“Anak-anak yang masuk mulai jam 1 siang pasti kelelahan dan susah fokus. Mereka juga belajar dalam waktu yang lebih pendek. Pendidikan tidak boleh seperti ini terus,” ujar Mansur menegaskan.
Menurutnya, kebutuhan penambahan ruang kelas bersifat mendesak. Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan, SDN 004 Nunukan masih membutuhkan minimal 8 RKB tambahan untuk mengatasi kelebihan kapasitas siswa yang ada saat ini.
Mansur menegaskan, penyediaan sarana pendidikan tidak boleh lagi menjadi isu yang dibiarkan berlarut. Pembangunan sektor pendidikan, katanya, merupakan bagian dari amanat kebijakan nasional.
“Ini menyangkut amanat salah satu Asta Cita Presiden. Negara wajib hadir dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kita di daerah juga harus sejalan dengan hal itu. Tidak boleh ada istilah menyerah dalam urusan pendidikan,” tegasnya.
Menurutnya, pertambahan jumlah penduduk di Kelurahan Nunukan Timur yang merupakan kawasan terpadat di Kecamatan Nunukan sudah seharusnya diantisipasi sejak awal. Kebutuhan ruang belajar menjadi konsekuensi logis yang harus dijawab pemerintah daerah.
“Alhamdulillah, respon dari Disdik cukup positif mengenai rencana penambahan RKB di SDN 004. Mereka mendukung penuh usulan ini dan sepakat kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Komisi I akan kawal prosesnya dari tahap perencanaan hingga penganggaran,” ujar Mansur.
Ia juga memastikan, usulan pembangunan ruang kelas itu akan dibahas dalam pembahasan program prioritas pendidikan tahun anggaran mendatang, baik melalui APBD murni maupun opsi dukungan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat.
Selain minim ruang belajar, SDN 004 juga masih kekurangan fasilitas pendukung lain seperti ruang guru, sarana sanitasi, dan area pendukung kegiatan belajar siswa. Mansur menyebut, sekolah-sekolah di Nunukan masih banyak yang menghadapi persoalan serupa.
“Masih banyak kekurangan sarana pendidikan, bukan hanya di SDN 004. Tapi kita dorong perbaikan bertahap, yang paling urgen harus diprioritaskan dulu,” jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa total siswa di SDN 004 Nunukan berjumlah 651 orang. Dimana siswa masuk pagi sebanyak 438 untukkelas I, IV, V, VI. Kemudian, siswa masuk siang sebanyak 213 siswa kelas II dan III.
Bahkan untuk beberapa kelas awalnya masuk pagi terpaksa diparalelkan masuk kelas siang. Misal 1 paralel masuk dengan kelas 3 yang masuk siang. Kemudian kelas 6 diparalelkan kelas 2 masuk siang.
Mansur menegaskan kembali bahwa solusi terbaik harus segera diputuskan agar sistem belajar dua shift tidak berlangsung lama.
“Ini soal masa depan pendidikan anak-anak kita di perbatasan. Jangan tunggu sampai mutu pendidikan turun baru bertindak,” tutupnya.(adv)







